Perubahan gaya hidup menjadi kunci pengendalian sampah plastik di Indonesia

Perubahan gaya hidup menjadi kunci pengendalian sampah plastik di Indonesia

Perubahan gaya hidup menjadi kunci pengendalian sampah plastik di Indonesia

Taruhan bola – Perubahan gaya hidup menjadi kunci pengendalian sampah plastik di Indonesia
Berita terkait: Indonesia dorong kerja sama multilateral untuk atasi polusi plastik
Berita terkait: Indonesia akan buat produsen bertanggung jawab atas sampah plastik
Jakarta (ANTARA) – Kampanye untuk mengubah gaya hidup masyarakat menjadi kunci untuk mengendalikan sampah plastik, di samping regulasi dan teknologi pengolahan, kata seorang pejabat.Direktur Pengurangan Sampah dan Pengembangan Ekonomi Sirkular Kementerian Lingkungan Hidup, Agus Rusli, mencatat sebagian besar konsumsi plastik di Indonesia berasal dari kegiatan sehari-hari, seperti penggunaan kantong plastik sekali pakai untuk berbelanja atau produk rumah tangga yang mengandung mikroplastik. “Kita sudah tidak menggunakan koran untuk membungkus sambal atau belanjaan.

Semua orang menggunakan kantong plastik. Ibu-ibu yang pergi ke pasar kebanyakan tidak membawa tas belanja seperti orang tua kita dulu,” ujarnya dalam sebuah diskusi daring bertajuk “Membedah Masalah Pencemaran Plastik di Indonesia” pada hari Rabu. Oleh karena itu, edukasi publik dan kampanye gaya hidup ramah lingkungan harus diperkuat untuk mendorong keterlibatan masyarakat dalam mengurangi plastik di sumbernya.

Kementerian Lingkungan Hidup terus mendorong pembatasan penggunaan plastik sekali pakai melalui regulasi dan peta jalan pengurangan sampah bagi produsen, namun Rusli menekankan bahwa regulasi saja tidak cukup tanpa adanya perubahan pola konsumsi. “Plastik sangat bermanfaat jika digunakan secara bijak dan berkelanjutan. Masalahnya adalah penggunaan dan pembuangan yang tidak bertanggung jawab.

Hal ini yang harus kita ubah bersama,” tegasnya.Rusli juga menyoroti rendahnya kesadaran masyarakat mengenai mikroplastik, yang sebagian besar berasal dari kegiatan rumah tangga seperti mencuci pakaian sintetis atau menggunakan pembersih wajah yang mengandung microbead. Mikroplastik ini masuk ke saluran air, mencemari laut, dan dapat masuk kembali ke tubuh manusia melalui konsumsi ikan.

Oleh karena itu, ia menggarisbawahi pentingnya pendekatan budaya dalam pengelolaan plastik. rying shopping bags, menggunakan wadah yang dapat diisi ulang, dan menghindari produk yang terlalu banyak dikemas. Kementerian Lingkungan Hidup melaporkan bahwa Indonesia menghasilkan sekitar 12 juta ton sampah plastik setiap tahunnya, dan hanya sekitar 14 persen yang didaur ulang, sisanya menumpuk di tempat pembuangan akhir (TPA) atau mencemari lingkungan.