Membangun Ketahanan: Rencana Aksi Bersama Satu Kesehatan Indonesia

Membangun Ketahanan: Rencana Aksi Bersama Satu Kesehatan Indonesia

Membangun Ketahanan: Rencana Aksi Bersama Satu Kesehatan Indonesia

Slot online terpercaya – Lebih dari 60% penyakit infeksi baru (emerging infectious diseases/EIDs) yang menyerang manusia berasal dari hewan, dan sebagian besar berasal dari satwa liar. Penyakit-penyakit seperti sindrom pernapasan akut yang parah (SARS), flu burung, virus Nipah, dan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS) terus membayangi, tidak hanya berdampak pada kesehatan tetapi juga pada berbagai sektor. Untuk mengatasi tantangan kesehatan yang kompleks ini, diperlukan pendekatan One Health yang holistik dan mempertimbangkan keterkaitan antara manusia, hewan, dan lingkungan.

Memimpin Inisiatif One Health, Organisasi Quadripartit – WHO, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH), dan Program Lingkungan PBB (UNEP) – bersama-sama mengembangkan Rencana Aksi Bersama One Health (OH JPA). Rencana ini memberikan landasan yang kuat untuk bertindak, dengan fokus pada peningkatan kolaborasi, komunikasi, peningkatan kapasitas, dan koordinasi di semua sektor untuk memperkuat keamanan kesehatan.
Untuk mengadaptasi rencana ini ke dalam konteks lokal.

ada tahun ini, WHO dan FAO berkolaborasi dengan Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan OH JPA yang spesifik untuk Indonesia. Dari bulan Mei hingga Agustus 2023, para pemangku kepentingan dari kementerian kesehatan, pertanian, lingkungan hidup, dalam negeri, perencanaan pembangunan; Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan; dan asosiasi profesi berkumpul untuk menyesuaikan rencana tersebut.
Rencana Aksi Bersama Satu Kesehatan Indonesia mendorong pelatihan dan peningkatan kapasitas yang melibatkan pihak berwenang dari sektor manusia, hewan, dan satwa liar.

Kredit: WHO/Endang Wulandari
WHO dan FAO memfasilitasi diskusi-diskusi ini dan memperkenalkan JPA OH Quadripartit dan memberikan panduan yang disesuaikan dengan konteks Indonesia. Tahap awal JPA ini berfokus pada tiga area: penguatan sistem kesehatan melalui peningkatan One Health, pengurangan risiko epidemi dan pandemi zoonosis yang baru dan yang muncul kembali, serta pengendalian dan penghapusan penyakit zoonosis endemik, tropis terabaikan, dan penyakit yang ditularkan melalui vektor.
Pemangku kepentingan diusulkan untuk memasukkan kegiatan-kegiatan di bawah OH JPA Indonesia seperti menilai kebutuhan sumber daya manusia, membuat materi advokasi, memperbarui pedoman, dan membentuk komite untuk EID zoonosis.

Upaya-upaya tersebut juga berfokus pada operasionalisasi OH JPA, memperbarui standar keanekaragaman hayati, dan meningkatkan pengawasan terpadu. Program pelatihan, lokakarya tentang komunikasi risiko, dan penilaian tingkat keparahan pandemi akan berkontribusi untuk mengurangi risiko. Rencana tersebut juga akan menangani penyakit zoonosis endemik melalui pembaruan pedoman, upaya pengendalian terpadu, pengolahan air limbah, dan mendokumentasikan praktik-praktik terbaik.

Secara keseluruhan, OH JPA menyajikan strategi yang dinamis untuk memperkuat ketahanan kesehatan Indonesia.
Imran Pambudi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), menekankan, “Pencegahan dan pengendalian zoonosis yang efektif dan optimal membutuhkan upaya kolaboratif dengan menggunakan pendekatan One Health, yang melibatkan sektor manusia, hewan, satwa liar, dan lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama antara sektor manusia, hewan, satwa liar, dan lingkungan.

Adopsi Rencana Aksi Bersama Satu Kesehatan Quadripartit dalam konteks Indonesia akan secara sistematis menyelaraskan rencana kerja dan sumber daya bersama.”
WHO dan FAO menyampaikan prinsip-prinsip Rencana Aksi Bersama One Health (OH JPA) dalam pertemuan multisektoral pada tanggal 10-11 Agustus 2023. Kredit: WHO/Endang Wulandari
Kementerian Kesehatan bermaksud untuk memperluas OH JPA dengan memasukkan keamanan pangan, resistensi antimikroba (AMR), dan pertimbangan lingkungan ke dalam rencana tersebut.

OH JPA final dijadwalkan akan diselesaikan pada pertengahan tahun 2024.
Setelah selesai, rencana aksi ini akan menjadi masukan yang berharga untuk diintegrasikan ke dalam perencanaan strategis jangka menengah dan jangka panjang pemerintah Indonesia. Rencana aksi ini merupakan langkah penting untuk memperkuat ketahanan kesehatan terhadap ancaman yang muncul dan membangun infrastruktur kesehatan yang tangguh sejalan dengan agenda transformasi kesehatan.

WHO juga telah memberikan masukan dan dukungan teknis bagi Indonesia untuk mendorong aksi One Health di luar negeri. Pemimpin Indonesia di G20 telah memajukan adopsi Rencana Aksi Bersama One Health sebagai cetak biru untuk tindakan, memungkinkan negara-negara dan pemangku kepentingan untuk memperkuat kolaborasi dan mengarusutamakan pendekatan One Health di semua tingkatan. Selain itu, Deklarasi Pemimpin Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) tentang Inisiatif Satu Kesehatan pada bulan Agustus 2023 mengesahkan pengembangan Rencana Aksi Bersama Satu Kesehatan ASEAN, yang mendorong kolaborasi di bidang kesehatan manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan di antara negara-negara anggota ASEAN.

Kegiatan ini didukung oleh Pemerintah Amerika Serikat, melalui USAID, dan Pemerintah Australia.
Ditulis oleh Endang Wulandari, National Professional Officer (Epidemiologist), WHO Indonesia.