Kasus COVID-19 Kembali Meningkat di Asia, Pakar UGM Imbau Masyarakat Waspada Meski Ada Varian Omicron yang Berbeda di Indonesia
Liga335 daftar – Kementerian Kesehatan Indonesia telah mengeluarkan surat edaran kewaspadaan COVID-19 kepada fasilitas-fasilitas kesehatan.
Surat edaran ini dikeluarkan setelah jumlah kasus penularan virus corona meningkat di beberapa negara Asia, seperti Thailand, Hong Kong, Malaysia, dan Singapura.
Di Indonesia, Kementerian Kesehatan melaporkan adanya tambahan 7 kasus COVID-19 dari tanggal 25 hingga 31 Mei, sehingga total untuk tahun 2025 menjadi 72 kasus.
Profesor Tri Wibawa dari FK-KMK UGM, peneliti bidang Mikrobiologi Klinik, menyatakan bahwa peningkatan kasus di negara tetangga belum tentu menyebabkan peningkatan penularan di Indonesia.
“Namun, belajar dari penularan yang sangat cepat dan meluas di masa pandemi, alangkah lebih baik jika kita bersiap-siap,” kata Profesor Wibawa, Rabu (4/6).
Profesor Wibawa menjelaskan bahwa tingkat penyebarannya relatif rendah.
Hal ini dikarenakan varian SARS-CoV-2 yang dominan menyebar di Thailand adalah XEC dan JN.1.
Di Singapura, LF.
7 dan NB.1.8 (turunan dari JN.
1); di Hong Kong adalah JN.1, dan di Malaysia adalah XEC (turunan dari JN.1).
Namun, varian yang dominan di Indonesia saat ini berbeda dengan yang ada di negara tetangga, yaitu MB 1.1. Varian ini, kata dia, belum masuk dalam daftar Variants of Interest (VOI) atau varian dalam pengawasan (VUM) yang dikeluarkan WHO.
Dia menyatakan bahwa tidak banyak informasi spesifik mengenai Varian MB1.1. Namun, Profesor Wibawa menduga manifestasi klinisnya tidak jauh berbeda dengan varian Omicron lainnya yang pernah beredar di Indonesia.
“Gejala yang ditimbulkan sejauh ini mirip dengan varian COVID-19 sebelumnya, antara lain demam, pusing, batuk, nyeri tenggorokan, mual dan muntah, serta nyeri sendi,” tambahnya.
Meskipun jumlah kasusnya relatif rendah dan gejalanya cenderung mirip, bukan berarti masyarakat tidak perlu waspada.
Profesor Wibawa menyarankan agar masyarakat mengantisipasi masa depan yang lebih sehat dengan menjaga kebersihan dan pola hidup sehat, s Seperti makan makanan bergizi dan istirahat yang cukup.
Ia bahkan mengimbau masyarakat untuk menggunakan masker jika mengalami gejala-gejala seperti flu.
“Jika berada di tengah keramaian, batasi diri Anda untuk tidak berada di tempat keramaian jika tidak dalam kondisi kesehatan yang prima,” jelasnya.
Selain itu, Profesor Wibawa meminta masyarakat untuk memantau situasi dari sumber-sumber informasi yang dapat dipercaya, termasuk dari pemerintah dan lembaga-lembaga yang kredibel.
“Kita harus yakin bahwa kita semua telah memiliki pengalaman dan pengetahuan untuk bertahan hidup di masa pandemi yang sulit ini,” pesannya.